Profil Desa Gembongan
Ketahui informasi secara rinci Desa Gembongan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi pertanian durian dan salak, pengembangan ekonomi kreatif, kondisi geografis, demografi penduduk, serta tata kelola pemerintahan desa yang transparan dan mandiri.
-
Sentra Pertanian Unggul
Desa Gembongan merupakan pusat utama perkebunan buah-buahan, khususnya durian dan salak, yang menjadi pilar utama perekonomian masyarakat.
-
Lokasi Strategis
Terletak di jalur provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dengan Wonosobo, memberikan keuntungan aksesibilitas untuk perdagangan dan mobilitas penduduk.
-
Pemerintahan Adaptif
Pemerintah desa secara aktif mendorong partisipasi masyarakat dan transparansi untuk mewujudkan visi desa yang religius, aman, sehat, cerdas, mandiri, dan sejahtera.

Terletak di jalur strategis yang menghubungkan Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosobo, Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh, menjelma menjadi sebuah wilayah dengan denyut nadi ekonomi yang kuat, bertumpu pada sektor pertanian. Desa ini tidak hanya dikenal sebagai lumbung buah-buahan berkualitas, tetapi juga sebagai contoh komunitas yang dinamis dalam mengembangkan potensi lokal di tengah tantangan zaman. Dengan visi yang jelas dan topografi yang mendukung, Gembongan terus bergerak maju sebagai salah-satu desa penyangga ekonomi di wilayah timur Banjarnegara.
Desa Gembongan merupakan representasi dari perpaduan antara kekayaan alam dan semangat warganya. Wilayah yang subur menjadi modal utama bagi sebagian besar penduduknya untuk menggantungkan hidup, sementara lokasinya yang mudah dijangkau membuka peluang bagi sektor perdagangan dan jasa. Pemerintah desa, bersama masyarakat, secara aktif mengelola potensi ini untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Gembongan berlokasi di Kecamatan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayahnya tercatat sekitar 288,9 hektar, atau setara dengan 7,3% dari total luas Kecamatan Sigaluh. Kondisi topografinya didominasi oleh perbukitan yang bergelombang, sebuah karakteristik yang sangat cocok untuk pengembangan perkebunan buah-buahan.
Batas-batas wilayah Desa Gembongan secara spesifik ialah:
- Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Wonosobo.
- Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Prigi.
- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kemiri dan Desa Wanacipta.
- Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Sigaluh.
Wilayah desa ini dialiri oleh tiga anak Sungai Serayu, yakni Kali Ori, Kali Brayut dan Kali Gumiwang, yang menjadi sumber vital untuk irigasi pertanian dan kebutuhan air bersih masyarakat.
Berdasarkan data kependudukan terbaru dari sistem informasi desa per 21 Juni 2025, jumlah penduduk Desa Gembongan mencapai 3.157 jiwa yang tergabung dalam 951 Kepala Keluarga (KK). Komposisi penduduknya terdiri dari 1.543 laki-laki dan 1.614 perempuan. Dengan luas wilayah 2,889 km², kepadatan penduduk Desa Gembongan yaitu sekitar 1.093 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat dan produktif.
Sejarah dan Sistem Pemerintahan
Menurut catatan sejarah lokal, asal-usul Desa Gembongan tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa besar di masa lalu, di mana para prajurit dan tokoh dari kerajaan menyebar untuk membuka pemukiman baru dan lahan pertanian. Nama "Gembongan" diyakini berasal dari dinamika para pendahulu tersebut.
Pemerintahan Desa Gembongan saat ini berjalan di bawah visi "GEMBONGAN YANG RELIGIUS, AMAN, SEHAT, CERDAS, MANDIRI, SEJAHTERA DAN TRANSPARAN". Visi ini menjadi pedoman dalam setiap perumusan kebijakan dan program pembangunan. Struktur pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, serta Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif dan pengawas.
Secara administratif, wilayah desa terbagi menjadi 4 dusun, yaitu Dusun Satu, Dusun Dua, Dusun Tiga, dan Dusun Empat. Keempat dusun ini selanjutnya terbagi lagi menjadi 6 Rukun Warga (RW) dan 21 Rukun Tetangga (RT). Pembagian wilayah ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi dan pelayanan administrasi kepada masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. Pemerintah desa secara aktif mendorong penguatan kelembagaan lokal seperti Karang Taruna, PKK, dan kelompok tani untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dalam sebuah kesempatan kegiatan Tarawih Silaturahmi pada Maret 2025, Staf Ahli Bupati Banjarnegara bidang Kemasyarakatan dan SDM, Barijadi Djumpaedo, S.Sos, mengajak masyarakat Gembongan untuk terus memperkuat semangat gotong royong sebagai modal sosial utama dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Potensi Ekonomi dan Sektor Unggulan
Perekonomian Desa Gembongan sangat ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan. Lahan yang subur dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat untuk menanam berbagai komoditas yang memiliki nilai jual tinggi. Sektor ini tidak hanya memenuhi kebutuhan subsisten, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal.
Komoditas utama yang menjadi ikon Desa Gembongan yaitu buah durian. Potensi durian di desa ini bahkan mendapat perhatian khusus dari Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, pada kunjungannya di awal tahun 2025. Beliau menyoroti bahwa durian Gembongan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata unggulan di Kabupaten Banjarnegara. Pengembangan ini diharapkan dapat menarik wisatawan, menciptakan pengalaman wisata petik buah, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain durian, komoditas unggulan lainnya ialah salak. Perkebunan salak tersebar luas di hampir seluruh wilayah desa dan menjadi sumber pendapatan harian bagi banyak keluarga. Buah musiman lain seperti duku dan manggis juga turut menyumbang pada keragaman hasil bumi desa. Dalam beberapa waktu terakhir, sebagian petani mulai melirik budidaya alpukat sebagai alternatif diversifikasi tanaman perkebunan.
Di luar sektor pertanian, geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai menunjukkan perkembangan. Berbagai program pelatihan, seperti pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk bernilai ekonomis yang pernah diadakan bagi siswa MTS dan MA Walisongo Gembongan, menjadi bukti adanya upaya untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan ekonomi kreatif di kalangan generasi muda. Keberadaan desa di jalan raya provinsi turut menumbuhkan sektor perdagangan dan jasa, seperti toko kelontong dan warung makan yang melayani kebutuhan warga maupun pengguna jalan.
Kehidupan Sosial dan Infrastruktur
Kehidupan sosial masyarakat Desa Gembongan berjalan harmonis dengan dilandasi oleh nilai-nilai religius dan semangat gotong royong yang kental. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, yang tercermin dari adanya sarana ibadah seperti Masjid Hidayaturrohman yang menjadi pusat kegiatan keagamaan.
Di bidang pendidikan, Desa Gembongan telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk tingkat dasar. Terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar (SD) yang memastikan akses pendidikan bagi anak-anak usia sekolah. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, masyarakat dapat mengakses sekolah di pusat kecamatan atau kabupaten yang relatif mudah dijangkau.
Fasilitas kesehatan dasar seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) aktif berjalan secara rutin untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Keberadaan fasilitas ini sangat penting untuk menunjang terwujudnya visi desa yang sehat.
Dari sisi infrastruktur, aksesibilitas menjadi salah satu keunggulan utama Desa Gembongan. Jalan utama yang melintasi desa merupakan jalan provinsi beraspal yang dalam kondisi baik, mempermudah arus transportasi barang dan orang. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah desa, dan akses terhadap sinyal telekomunikasi juga terbilang baik. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur jalan lingkungan terus dilakukan oleh pemerintah desa melalui berbagai program untuk memastikan konektivitas antar dusun tetap terjaga.